Pengertian Barter Adalah : Definisi, Sejarah, Jenis, Syarat, Kelebihan dan Kelemahan Barter
Apa itu barter? Apa syarat melakukan barter? Barter adalah solusi bagi kegiatan transaksi tanpa melakukan perantara uang. Dahulu, kegiatan barter adalah cara untuk mendapatkan sebuah barang yang dibutuhkan, ketika manusia tidak bisa membuat atau menghasilkan barang tersebut. Untuk lebih lengkapnya, mari kita baca penjelasan di bawah ini.
Pengertian Barter
Barter adalah kegiatan tukar menukar barang satu dengan barang yang lain, sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan kedua belah pihak. Pada masa lalu, kegiatan transaksi selalu dilakukan dengan cara barter. Akan satu pihak sering kali kesulitan menemukan orang yang memiliki barang yang kita butuhkan, dan disaat bersamaan membutuhkan atau menginginkan barang yang kita ingin tukarkan.
Belum lagi nilai tukar yang dianggap tidak sepadan dan tidak menguntungkan kedua belah pihak. Kelemahan inilah yang akhirnya mendorong manusia untuk membuat sistem pertukaran yang lebih baik dari barter dalam memudahkan perdagangan.
Seiring berjalannya waktu kegiatan barter sudah ditinggalkan oleh masyarakat luas, terlebih setelah manusia berhasil menemukan uang sebagai alat pembayaran utama, yang dianggap dapat lebih memiliki standar untuk ketetapan harga sebuah barang.
Baca Juga : Pengertian Pasar
Sejarah Barter
Barter adalah salah satu bentuk awal perdagangan manusia di muka bumi, yang memfasilitasi pertukaran barang satu dengan barang yang lain. Sistem barter pertama kali diperkenalkan pada dunia oleh orang-orang Mesopotamia sekitar tahun 6000 SM, kemudian diadopsi oleh orang Fenesia yang menukarkan barang mereka dengan masyarakat kota lain.
Lalu dikembangkan lagi orang babilonia, dimana beberapa barang sudah dijadikan standar harga atau patokan untuk melakukan barter, misalnya garam atau tengkorak manusia.
Pada awal tahun 1930-an di Universitas Oxford dan Harvard juga menggunakan sistem barter karena terjadi kelangkaan uang. Mahasiswa yang masuk universitas membayar biaya kuliah dengan kayu bakar, satwa ternak dan hasil bumi. Adolf Hitler juga pernah melakukan barter dengan beberapa negara Eropa untuk memenuhi kebutuhan dana perang. Sebab mata uang jerman mengalami inflasi hingga paska Perang Dunia II.
Kegiatan barter dianggap solusi, sebab manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka tidak dapat menghasilkan semua barang yang dibutuhkannya.
Dan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut, manusia memilih untuk melakukan kegiatan barter, kelemahannya adalah seperti yang sudah dijelaskan di atas, yaitu tidak semua orang saling membutuhkan sesuatu dalam waktu yang bersamaan, dan tidak ada standar nilai dalam barter yang mana sering kali akan merugikan salah satu pihak.
Akan tetapi kegiatan barter tetap dilakukan dibeberapa tempat yang memang tertinggal atau karena alasan idealisme, misalnya orang-orang dari suku Baduy, Baliaga, Kubu dan masyarakat Dani, atau di negara yang mengalami krisis ekonomi sayang buruk, dimana nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi.
Baca Juga : Pengertian Budidaya
Jenis-Jenis Barter
Jika dilihat secara umum, kegiatan barter sendiri masih terbagi atas beberapa jenis, diantaranya :
- Barter Langsung, yaitu pertukuran barang dengan barang secara langsung.
- Barter Alih, yaitu ketika salah satu negara yang sedang melakukan barter tidak bisa memanfaatkan barang hasil barternya sampai mengalihkan barang itu ke negara lain.
- Barter Imbal Beli, yaitu adanya kerjasama untuk saling membeli barang atau jasa yang dibutuhkan satu sama lain.
Syarat-syarat Barter
Dalam melakukan barter ada syarat-syarat umum yang harus dipenuhi, diantaranya :
- Barang yang ditukarkan harus memiliki nilai yang sama, minimal mendekati kesamaan.
- Setiap pihak yang ingin melakukan barter harus memiliki atau membawa barang untuk ditukarkan.
- Kegiatan barter dilakukan dilakukan pada waktu yang sama agar tidak terjadi kecurangan.
Kelebihan dan Kekurangan Barter
Kegiatan barter pastinya memiliki sisi positif maupun negatif, tetapi semua kembali kepada pilihan dari orang-orang yang menerapkan. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari sistem barter, diantaranya :
A. Kelebihan Barter
Beberapa kelebihan sistem barter antara lain :
1. Interaksi Antar Manusia
Dengan adanya sistem barter, maka tingkat interaksi antar manusia pastinya sangat tinggi, terlebih ketika ada negosiasi atau tawar menawar dikedua belah pihak. Karena tidak menggunakan uang maka bisa dipastikan komunikasinya menjadi lebih intens dan lebih lama.
Bahkan biasanya masih berkomunikasi setelah barter selesai, hal ini membuat seseorang lebih mengenal antara satu sama lain. Semakin sering orang melakukan barter maka semakin banyak juga orang yang akan dikenalnya. Berbeda dengan transaksi yang menggunakan uang, yang biasanya hanya terjadi kegiatan tawar menawar, pembayaran, kemudian transaksi selesai.
2. Terbentuknya Ikatan Antar Manusia
Sikap toleransi, tenggang rasa dan rasa saling menolong antara satu dengan yang lain biasanya terbentuk ketika manusia sudah saling mengenal. Hal ini juga dapat membentuk ikatan yang kuat diantara manusia sebagai makhluk sosial.
3. Menguntungkan
Dikarenakan tidak adanya standar harga dalam sistem barter maka salah satu pihak bisa mendapatkan keuntungan yang signifikan dari segi ekonomi. Hanya saja bisa dipastikan bahwa pihak lainnya juga merasakan kerugian.
Baca Juga : Pengertian Estetika
B. Kekurangan Barter
Beberapa kekurangan sistem barter antara lain :
1. Harus Membawa Barang yang Akan Ditukar
Kelemahan yang sangat besar dari sistem barter adalah ketika barang yang hendak ditukar harus selalu dibawa. Apabila barang yang hendak ditukarkan adalah perkakas kecil atau aksesoris pastinya tidak akan menjadi masalah, namun jika barang yang hendak ditukar adalah hasil bumi dengan jumlah yang banyak pastinya akan sangat menyulitkan.
Jarak pasar tempat barter juga akan menjadi masalah manakala barang yang dibawa cukup banyak, padahal belum tentu akan ada orang lain yang akan sepakat untuk melakukan barter dengan barang tersebut. Padahal itu baru hasil bumi seperti sayuran atau buah-buahan, belum lagi bagi yang ingin melakukan barter dengan hewan ternak seperti kambing dan kerbau, pastinya akan sangat menyulitkan.
2. Tidak Ada Standart Nilai Tukar
Tidak adanya pembanding yang adil dalam barter membuat sulitnya transakti berlangsung. Misalnya sekantong gandung apakah setara dengan seekor ayam? Atau setara dengan sekantong biji kopi mentah atau sekantung biji lada? Tidak ada yang bisa dijadikan patokan atau standar harga.
Belum lagi ketika barang yang hendak ditukar bernilai besar, misalkan pemilik seekor kerbau berniat untuk menukarkan kerbaunya dengan bahan pokok seperti gandum, jagung, beras dan kentang. Maka kegiatan barter tersebut hanya dapat dilakukan satu kali, atau jika ingin melakukan barter dengan banyak pihak maka kerbau harus dipotong-potong terlebih dahulu, dan itu akan sangat menyulitkan.
3. Sulitnya Membuat Kesepakatan
Kesepakan bisa jadi hal yang sulit didapatkan ketika melakukan barter, misalnya seorang peternak unggas yang memiliki beberapa ekor bebek ingin menukarkan 1 ekor bebeknya dengan 1 kantong gandum. Tetapi pemilik gandum ingin mendapatkan 2 ekor bebek untuk sekantong gandum miliknya.
Kesepakatan apapun yang terjadi sudah pasti merugikan peternak unggas, akan tetapi terkadang kesepakatan yang merugikan harus diambil disaat kita membutuhkan sesuatu, atau bisa juga transaksinya dibatalkan.
4. Sulit Untuk Mengumpulkan Kekayaan
Jika sistem barter masih dilakukan hingga saat ini, maka bisa dipastikan tidak akan ada petani atau peternak yang akan sukses dan kaya. Bagaimana mungkin seorang petani yang memiliki ladang sangat luas dapat menjual seluruh hasil panennya dengan sistem barter? Maka sudah dipastikan hasil panennya akan membusuk dan berakhir dengan kerugian yang besar.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai pengertian barter, sejarah, jenis, syarat, kelebihan dan kekurangan barter. Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa memberikan informasi yang dibutuhkan pembaca.