Pengertian Tata Surya Adalah : Definisi Tata Surya, Teori Terbentuknya Tata Surya dan Susunan Tata Surya
Apa yang dimaksud dengan tata surya? Apa itu tata surya? Sebutkan contoh susunan tata surya! Apa saja planet yang masuk dalam anggota tata surya? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sering didengar tetapi masih agak sulit untuk dijawab. Untuk lebih memahami mengenai pengertian tata surya, mari kita baca penjelasan di bawah ini.
Pengertian Tata Surya
Tata surya adalah kumpulan benda-benda langit yang tersusun dan mengorbit pada bintang besar seperti matahari akibat gaya gravitasi bintang tersebut. Benda langit tersebut beragam, akan tetapi beberapa diantaranya adalah planet.
Pengertian planet adalah benda astronomi yang mengorbit bintang atau sisa bintang yang cukup besar untuk mempunyai gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk menciptakan fusi termonuklir dan membersihkan daerah orbitnya yang penuh dengan planetesimal.
Planet biasanya memiliki orbit berbentuk elips, dan beberapa planet juga memiliki bulan yang mengorbit mengikuti gravitasi dari planet tersebut. Tata surya kita sendiri merupakan sebuah sistem yang teridiri atas matahari sebagai pusat tata surya dan di kelilingi planet, komet, meteor, satelit dan asteroid.
Baca Juga : Pengertian Aurora
Teori Terbentuknya Tata Surya Menurut Para Ahli
Selama ratusan tahun sudah ada banyak sekali teori mengenai terbentuknya tata surya yang dikemukakan oleh banyak ahli. Berikut ini adalah beberapa teori mengenai tata surya, diantranya seperti :
1. Teori Kabut (Teori Nebule)
Teori kabut dikemukakan oleh Immanuel Kant dan Piere Simon de Laplace, dimana dikatakan jika matahari dan planet yang berasal dari kabut pijar berpilin dalam jagat raya, karena pilinannya berupa kabut yang membentuk lingkaran seperti bola berukuran besar, makin mengecil bola tersebut maka semakin cepat putarannya.
Hal itu mengakibatkan bentuk bola yang memotong pada bagian kutub, dan melebar pada bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang disekeliling bagian utama kabut tersebut dan gelang tersebut lalu membentuk gumpalan padat yang disebut planet dan satelitnya.
Berbeda dengan bagian tengahnya yang terus berpijar, bersinar terang dan kita sebut sebagai matahari.
2. Teori Planetesima
Teori planetesima dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton, dimana dikatakan bahwa tata surya terbentuk karena adanya bintang lain yang cukup dekat dengan matahari diawal pembentukan matahari.
Jarak yang berdekatan tersebut akhirnya memicu proses saling menarik permukaan materi secara terus menerus, hingga gaya gravitasi dari kedua bintang tersebut menyebabkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.
Mayoritas materi bintang tersebut akan kembali ke bentuk semula, sedang sisanya akan mendingin kemudian memadat tetapi tetap mengorbit pada bintang tersebut. Objek-objek tersebut dinamakan planetesial bagi yang berukuran kecil dan protoplanet bagi yang berukuran besar.
Seiring berjalannya waktu akhirnya beberapa objek akan menjadi planet maupun bulan, dan kebanyakan menjadi asteroid dan komet.
3. Teori Pasang Surut
Teori pasang surut dikemukan oleh Sir James Jeansdan Harold Jeffreys, dimana dikatakan bahwa planet terbentuk karena mendekatnya bagian bintang lain ke matahari. Peristiwa dimana objek ini nyaris bertabrakan akan memicu tarik-menarik sejumlah materi dari matahari dan bintang lain oleh gaya pasang surut bersama mereka lalu terkondensasi menjadi sebuah planet.
Sebagian massa matahari membentuk cerutu terputus-putus membentuk gumpalan gas di sekitar matahari dengan ukuran yang berbeda, gumpalan itu membeku lalu membentuk beberapa planet.
Teori ini cukup membuktikan kenapa planet-planet di bagian tengah seperti Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pada planet-planet di bagian ujung.
4. Teori Awan Debu
Teori ini dikemukan oleh carl Von Weizsaeker, kemudian dikembangkan oleh Gerard P Kuiper, dimana dikatakan bahwa tata surya terbentuk dari gumpalan awan gas dan debu yang mengalami proses pemadatan.
Pada proses itu partikel debu ditarik ke bagian pusat awan yang membentuk gumpalan bola dan mulai berpilin, lalu putaran tersebut membentuk cakram yang tebal di bagian tengah dan tipis di bagian tepinya.
Partikel yang ada di bagian tengah cakram tersebut saling menekan dan menciptakan panas dan berpijar, bagian itulah yang menjadi matahari. Sedangkan, bagian luar berputar sangat cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan lebih kecil, berpilin juga membeku lalu menjadi planet.
5. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukan oleh Fred Hoyle dimana dikatakan bahwa dahulu pada tata surya terdapat dua bintang bedekatan. Kemudian salah satunya meledak dan menciptakan serpihan kecil, yang terperangkap oleh gravitasi bintang lainnya lalu mengelilinginya.
Susunan Tata Surya
Susunan tata surya berubah seiring berjalannya waktu, misalnya ketika pluto dianggap keluar dari orbit, hingga ditemukannya beberapa planet baru yang juga mengorbit pada matahari. Di bawah ini adalah urutan tentang anggota tata surya, penjelasannya :
Matahari dianggap sebagai pusat tata surya dan menjadi penentu pada tata surya. Ukuran matahari diperkirakan berkisar 332.830 massa bumi, yang mana cukup besar untuk mendukung kesinambungan fusi nuklir dan mengeluarkan energi yang dasyat yang bisa dirasakan manusia.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai matahari :
- Energi yang dipancarkan ke luar dari matahari berbentuk radiasi elektromagnetik, termasuk spektrum optik.
- Matahari merupakan bola gas panas yang menghasikan energinya sendiri dan dapat memancarkan energinya ke segala arah.
- Dalam gugusnya matahari termasuk bintang yang berukuran kecil.
- Energi yang dipancarkan matahari mendukung kehidupan manusia di muka bumi.
Merkurius adalah planet dalam yang terkecil dan terdekat dengan matahari. Jaraknya dengan matahari hanya 58 juta km dengan diameter 4.880 km.
Merkurius tidak memiliki atmosfer dan gravitasinya hanya sepertiga dari bumi dengan suhu disekitarnya berkisar antara 200 C sampai 400 C.
Venus sebagai planet terdekat dengan bumi, memiliki diameter 12.104 Km, dan berjarak sekitar 106 km dari matahari. Venus memiliki periode revolusi sekitar 224 hari. Venus memiliki tekanan udara 20 atmosfer atau 20x tekanan udara di bumi. Permukaan Venus tertutup awan tebal dengan ketebalan 48 km.
Bumi bisa jadi adalah satu-satunya planet yang layak huni tanpa bantuan alat seperti baju astronot dan oksigen tambahan. Bumi sendiri memiliki satelit alami, yaitu bulan, yang sangat melindungi bumi untuk terhindar dari hantaman asteroid.
Jupiter adalah planet terbesar di tata surya, dengan diameter sekitar 130.000 km dan jarak rata-rata ke matahari kurang lebih sekitar 778 juta Km. Strukturnya sendiri menyerupai matahari, yaitu mayoritas terdiri dari hidrogen dengan campuran seperti NH3, Helium, Amoniak, dan Metan.
Saturnus merupakan planet terbesar kedua setelah Jupiter, jarak rata-rata terhadap matahari kurang lebih 1.426 km, dengan jangka revolusi planet sekitar 29,5 tahun.
Saturnus memiliki 17 satelit dan beberapa yang paling menonjol yaitu Titan, Tethys, Rea, Dione, dan tiga cincin indah dengan diameter 152.000 km, 160.000 km dan yang terbesar 260.000 km.
Uranus adalah planet dengan jarak rata-rata terhadap matahari sekitar 2.869 juta Km dan mengorbit matahari dalam waktu 84 tahun dengan kecepatan rotasi 11 jam. Diameternya sekitar 49.700 km dan mudah ditemukan unsur seperti helium, hidrogen dan metan di planet ini.
Uranus memiliki lima satelit, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Keunikan planet ini adalah letak sumbu rotasinya sebidang dengan bidang revolusinya, dimana matahari bergeser dari utara ke selatan dalam periode revolusinya.
Neptunus adalah planet terjauh dari matahari yaitu sekitar 4.495 juta km dengan waktu peredaran 165 Tahun. 2 satelit yang dimiliki Neptunus antara lain Triton dengan berdiameter 4.000 km dan bentuknya mirip pluto dan memiliki atmosfer. Kemudian Nereid, dengan diameter 2000 km.
Baca Juga : Pengertian Meteor
Asteroid adalah benda langit yang memiliki ukuran lebih kecil dibanding planet, umumnya terletak dibagian dalam tata surya atau lebih dalam dari orbitnya Neptunus. Asteroid disebut juga planetoid atau planet minor.
Asteroid berbeda dengan komet, baik dari unsur pembentuk maupun secara visual diaman asteroid unsur pembentuknya adalah batu maupun logam, sedangkan komet unsur pembentuknya adalah es dan gas.
Komet juga mengelilingi matahari dengan bentuk garis edar lonjong, parabolis ataupun hiperbolis. Istilah komet berasal dari bahasa Yunani “kometes” yang artinya “rambut panjang”, tetapi beberapa orang juga menyebut komet sebagai bintang berekor.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian tata surya dan teori-teori pembentukannya, semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.